In MotoGP, Pemasaran Olahraga, Sponsorship, Sponsorship Olahraga

Inklusi vs Intrusi, Pertumbuhan Nilai, dan Penyampaian Cerita

Mengapa perusahaan harus mengejar sponsorship untuk iklan? Mengapa perlu menginvestasikan uang dalam kemitraan olahraga dan memilih sponsorship, padahal visibilitas mudah dibeli di jaringan TV, media, dan internet? Mengapa merek mengubah cara komunikasi mereka?

Ya, karena konsumen telah mengubah kebiasaan pembelian mereka: inilah jawabannya. Konsumen banyak mencari informasi di Internet dan mereka tak ingin repot, kecuali mereka sudah membuat keputusan untuk membeli sesuatu.

Untuk menjawab masing-masing pertanyaan di atas, barangkali butuh pembahasan buku berbab-bab, bukan berjilid-jilid, sebab keduanya merupakan alat dengan sejarah yang panjang dan beragam. Secara tradisional, jika kemunculan iklan disebut-sebut sejak penemuan pers, maka konsep sponsorship olahraga bermula dari era Peisistratos, seorang tiran yang ditakuti pada peradaban Yunani Kuno.

Dengan mengesampingkan diskusi historis yang luas, mari kita kembali ke masa kini dengan contoh yang praktis. Misalnya saja kehidupan pasangan di suatu malam yang biasa-biasa saja, Simon dan Lucy. Saat itu mereka tengah menonton acara TV favoritnya di rumah sambil duduk-duduk di sofa. Seperti biasanya, tiba-tiba acara berhenti sesaat untuk pesan iklan selama 4 hingga 5 menit berikutnya. Simon lantas bangkit dari sofa dan segera mencuci piring dan gelas yang mereka gunakan untuk makan malam, sementara Lucy menggulir notifikasi yang belum dibaca di ponselnya. Begitu acara TV dimulai lagi, pasangan itu kembali ke sofa dan kembali fokus ke acara. Apa hasilnya? Pasangan ini belum terpapar dengan informasi dan pesan yang disiarkan di layar selama jeda iklan 5 menit. Tentu saja, mereka tetap di sana, di ruangan yang sama tempat TV mereka berada, tetapi mereka cenderung sama sekali tidak mengingat salah satu merek yang diiklankan selama jeda tersebut.

Ini hanyalah contoh yang sederhana, meski faktanya memang kerap terjadi dalam rutinitas sehari-hari yang kita semua sadari. Alasan pertama mengapa perusahaan beralih dari iklan adalah karena makin hari konsumen sangat menghindari serbuan iklan yang makin marak dan cenderung masuk ke semua saluran komunikasi. Konsumen jauh lebih suka menonton acara TV lain selama jeda acara dan tetap menontonnya jika memang ada adegan yang menarik di sana. Jika kita tidak sedang mencari mobil baru atau ponsel baru, kita sangat enggan terjebak di pariwara yang selalu siaran tanpa henti, bahkan mungkin dengan volume tinggi.

Perbedaan antara iklan dan sponsorship

Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang pemasaran olahraga, klik di sini dan Anda akan dialihkan ke seluruh bagian dari blog kami seputar pemasaran olahraga. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang sponsorship, klik Cara sponsorship olahraga bekerja.

Apa saja perubahan yang disebabkan oleh sponsorship olahraga? Banyak! Pertama, merek dan merek dagang terpampang di program TV – di tengah-tengah acara – dan merek tersebut tidak dianggap sebagai elemen yang mengganggu. Kembali ke contoh kita sebelumnya, jika Simon dan Lucy menonton pertandingan sepak bola, mereka akan melihat nama-nama sponsor di kaus para pemain atau logo mitra liga di tepi lapangan.

Bagaimana kebiasaan pembelian barang dan layanan berubah?

Mari kita ambil contoh lain, lagi-lagi dengan contoh sederhana lainnya. Misalnya saja, bayangkan Simon yang ingin mengganti mobilnya: ia terus-menerus dihujani ratusan iklan yang berkaitan dengan semua jenis kendaraan. Namun, iklan tersebut tidak terlalu bermanfaat karena dipandu oleh orang lain. Untuk menentukan pilihannya, Simon akan menelusuri Google untuk membandingkan ulasan, membaca tes jalan yang diterbitkan di majalah sektor khusus, melihat penawaran dan membandingkan usulan mobil bekas di portal utama di seluruh dunia. Dengan kata lain, pada akhirnya ia akan membuat pilihan berdasarkan sejumlah informasi dan kriteria yang akan ia buat, tanpa dicekoki iklan. Jika kasusnya seperti di atas, iklan tidak menambah nilai pada barang-barang yang termasuk dalam kategori produk yang sama.

Sponsorship Olahraga: wawasan apa yang baru?

Ya wawasan itu sendiri! Jika kita gunakan mobil sebagai contohnya, Simon akan dapat mengaitkan beberapa merek otomotif dengan tim balap Formula 1 sekaligus dengan klub olahraga jempolan, seperti Manchester United, yang memberi nilai tambah pada merek tersebut. Strategi ini sangat dikejar oleh Mercedes dalam beberapa tahun terakhir melalui investasi besar-besaran dalam program olahraganya sendiri dan dalam sponsorship olahraga karena keduanya telah terbukti menjadi alat pemasaran dan komunikasi yang sangat kuat.
Nilai-nilai positif dari cabang olahraga yang mengikat suatu merek cenderung tetap melekat seiring waktu berjalan. Selanjutnya, pertama-tama kita mulai akrab dengan merek yang selama ini kaitkan dengan sesuatu yang kita sukai, lalu memfavoritkannya. Kondisi ini sering berujung pada kecenderungan untuk membeli, yang akhirnya memenangkan penjualan perusahaan.

Penyampaian cerita dan olah raga

Ada poin utama lain yang perlu ditekankan dalam sponsorship olahraga. Dengan memperoleh hak pemasaran dan komunikasi, sponsorship menyediakan sebuah kisah bagi perusahaan untuk disampaikan dan, selanjutnya, cerita tersebut dikemas dengan wajah dan gambar yang sangat terkenal dan mempesona. Faktanya memang ada perbedaan ketika membuat penceritaan di media sosial yang dikemas dengan topik dan wajah yang cukup membangkitkan minat dibandingkan melakukannya dengan bantuan selebritas olahraga dan memanfaatkan popularitas mereka agar dilihat semua orang. Video, gambar, dan peluang untuk menceritakan acara olahraga yang paling bergengsi di hadapan Anda serta peran penting di dalamnya merupakan alat yang sangat ampuh untuk menjangkau audiens luas dan makin diminati oleh perusahaan pemasaran yang ingin merebut hati konsumen.

Maksud dari postingan ini adalah untuk menggambarkan tiga alasan utama yang menandai perbedaan antara iklan dan sponsorship, yang kini makin sering menggiring perusahaan untuk memilih sponsorship daripada iklan. Singkatnya, tiga alasannya adalah:

  • inklusi vs intrusi;
  • perubahan/peningkatan nilai-nilai merek;
  • peluang penyampaian cerita.

Tentu saja ini bukanlah daftar yang lengkap. Masih ada aspek lain yang akan diselidiki termasuk efektivitas biaya alat sponsorship, keterlibatan emosional, dan peluang aktivasi. Aspek-aspek ini akan menjadi topik dari postingan lain yang akan diterbitkan dalam beberapa hari ke depan.

Temukan selengkapnya tentang Agen Pemasaran Olahraga.

Silakan hubungi kami di info@rtrsports.com atau kunjungi halaman Kontak kami jika Anda ada pertanyaan.

[eng-blog]
Dapatkah kami membantu Anda menandatangani kesepakatan sponsorship terbaik Anda?

Emanuele Venturoli
Emanuele Venturoli
Lulusan Komunikasi Publik, Sosial dan Politik dari Universitas Bologna ini memiliki ketertarikan yang besar pada bidang pemasaran, desain dan olahraga.
Recent Posts

Leave a Comment

Motogp Sponsorship Agency
Pemasaran olahraga setelah COVID-19